Pembuatan Sabun

0 Comments

Bangsa babilonia pertama kali membuat sabun pada tahun 2800 sebelum masehi. Proses pembuatan sabun yang mirip dengan pembuatan sabun modern tercatat telah dilakukan oleh bangsa Romawi. Pliny, seorang sejarahwan Romawi mengatakan bahwa sabun bangsa Romawi dibuat dari lemak kambing dan abu kayu yang bersifat basa. Pliny juga menuliskan bahwa beberapa jenis garam ditambahkan untuk membuat sabun menjadi lebih keras. Pada awalnya bangsa Romawi menggunakan sabun untuk membersihkan pakaian. Beberapa abad kemudian setelah era Romawi, baru diketahui fungsi sabun untuk kebersihan badan.

Proses pembentukan sabun disebut saponifikasi, yang berarti pengubahan molekul trigliseraldehid oleh basa kuat, menjadi garam asam lemak dan gliserol.

Gugus R dapat bermacam-macam sesuai dengan jenis minyak/lemak yang digunakan. Untuk memisahkan sisa garam dan gliserol dari produk sa
bun dapat menggunakan NaCl jenuh. Dengan demikian, sabun akan terakogulasi sehingga dapat dipisahkan dengan cara dekantasi.

Minyak kelapa mengandung 47% berat asam laurat, sedangkan minyak sawit mengandung 45% asam palmitat dan 40% asam oleat.

Perbedaan kadar asam lemak antara minyak kelapa dengan minyak sawit akan menghasilkan perbedaan jenis sabun. Sabun sendiri merupakan bahan surfaktan. Bahan ini dapat mengurangi tegangan antara permukaan larutan, sehingga dengan adanya proses ini pembentukan busa atau sifat emulsinya akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh sifat struktur sabun yang mempunyai dua kutub yang satu bersifat sebagai hidrofilik sedangkan yang satu lagi bersifat sebagai hidrofobik. Bagian molekul yang bersifat sebagai hidrofilik akan menuju ke lapisan air, sedangkan bagian yang bersifat sebagai hidrofobik akan menjauhi laisan air. Dengan adanya sifat tersebut, maka ciran minyak dalam air akan membentuk emulsi