Entah terinspirasi dari buku “The Miracle of Writing” karya M. Iqbal Dawami atau tidak, yang jelas hari ini saya ingin sekali menulis. Mau menulis apa saya juga tidak tahu. Otak saya sedang kosong karena tadi sudah diperas dan dijemur oleh event yang namanya OSN Guru Kota Kediri 2013.
Oke, setelah sedikit flashback mencoba melihat mundur beberapa tahun yang lalu. Saya memutuskan kali ini akan menulis tentang kehidupan asmara saya. Eh, tapi pertanyaannya sejak kapan saya mulai tertarik dengan yang begituan?. Hmm, tadi saya baru buka Facebook dan mengintip status cewek yang dulu pernah nolak saya. Asal kawan-kawan tahu, cowok yang dia sukai sangat jauh berada di bawah saya. Tidak jelas pekerjaannya, wajahnya mirip tukang sapu jalanan, dan yang lebih parah lagi cowok yang dia suka itu narsisnya gak ketulungan. Mirip seperi Olga Syahputra, ihhh amit-amit. :p

Fakta itu pula yang menggelitik akal sehat saya. Bagaimana mungkin seorang wanita dari keluarga baik-baik dan memiliki masa depan yang cerah bisa menyukai cowok yang seperti itu? Dan bagaimana mungkin juga dia bisa menolak saya, padahal orang tuanya sudah setuju? Jadi, teringat perkataannya Pak Masduki -Dosen sekaligus Guru Bahasa Arab- “Wanita itu tidak menggunakan akal ketika berfikir”. Lha terus pakai apa pak? Masak pakai dengkul? Hehehe
Mungkin maksud dari perkataan beliau, wanita itu cenderung bertindak sesuai emosi. Memutuskan sesuatu tidak menggunakan akal dan pikiran yang jernih. Oleh karena itu, wanita butuh pemimpin yang bisa membimbingnya saat akan mengambil sebuah keputusan. Ya kalau dalam Islam disebut “imam”. Jadi, wanita dan pria itu sama-sama saling melengkapi. :)
Kembali ke cewek yang tadi. Setelah agak lama membuka, membaca, dan menghayati timeline-nya, saya agak dongkol dan kecewa karena dia mesra banget sama tuh cowok. Apakah ini yang dinamakan cemburu?

Cemburu menguras hati, galau kini menyiksa diri

Nyanyi lagunya Vidi Aldiano, hehehe
Sudah dulu ya, Ibu sudah ngomel-ngomel. Besok dilanjut lagi.
#salam cooper :)