Tadi malam berlangsung acara Earth Hour 2014 yang dipusatkan di Simpang Lima Gumul (SLG), Kediri. Acara tersebut diselenggarakan oleh K...

Ironi Earth Hour 2014 Kediri

/
0 Comments

Tadi malam berlangsung acara Earth Hour 2014 yang dipusatkan di Simpang Lima Gumul (SLG), Kediri. Acara tersebut diselenggarakan oleh Komunitas Earth Hour Kediri yang dimotori oleh World Wild Foundation (WWF). Acara utama berupa Switch Off / pemadaman listrik di area monumen SLG.

Saat pertama kali saya datang, suasana kemewahan sudah terasa. Tadi malam memang kali pertama saya menghadiri acara serupa. Tadinya saya berharap bisa bertemu dengan orang-orang yang mumpuni di bidang lingkungan. Hanya untuk sekedar tanya-tanya bagaimana menjalankan gaya hidup ramah lingkungan. Ternyata ekspektasi saya terlalu berlebihan. Tak seorang pun pakar yang saya temui disana.

Satu jam pertama saya mengikuti acara tersebut, berbagai ironi sudah saya temui. Berikut ini saya jabarkan satu per satu :

(1) Acaranya lebih banyak diisi hiburan. Memang menampilkan hiburan itu sama sekali tidak salah. Tapi mbokya jangan sampai mengorbankan tujuan kegiatan. Kalau tujuannya untuk mengkampanyekan gaya hidup hemat energi, maka seharusnya lebih banyak diisi sosialisasi tentang bagaimana menjalankan gaya hidup tersebut. Dan kalau pun terpaksa menampilkan hiburan maka sebaiknya dikemas sedemikian rupa untuk membantu sosialisasi. Sesungguhnya acara hiburan justru memboroskan energi.

(2) Switch Off justru mencemari lingkungan. Mungkin anda bertanya-tanya, apa hubungan antara Switch Off dengan pencemaran lingkungan. Hubungannya sangat erat sekali. Pada saat berlangsung acara Switch Off, ratusan lilin dinyalakan di dekat monumen SLG. Perlu anda ketahui, lilin kebanyakan dibuat dari minyak bumi. Pada pembakaran lilin dihasilkan gas CO2 yang notabene merupakan gas rumah kaca. Sungguh ironi, kampanye hemat energi justru diwarnai dengan aksi pencemaran udara. Sebenarnya ada alternatif lain yang perlu sedikit pemikiran. Lilin tersebut bisa diganti dengan lampu yang dihidupkan dari generator manusia. Jadi nanti ada beberapa orang yang menggerakan generator sehingga dihasilkan listrik. Listrik tersebut bisa digunakan untuk menyalakan lampu. Selain bisa menghemat energi, juga bisa untuk mengajarkan gaya hidup sehat.

(3) Pemadaman hanya di monumen SLG. Saya kira pemadaman listrik terjadi di seluruh kawasan SLG. Tapi ternyata hanya terjadi di monumen SLG. Di Pasar Tugu SLG, listrik para pedagang masih terlihat terang. Bahkan suasananya hingar-bingar karena adanya layar dangdut yang sengaja dipasang disana. Perlu anda ketahui, Pasar Tugu masih satu kompleks dengan monumen SLG. Seharusnya pihak panitia berkordinasi dengan para pedagang untuk sama-sama menyukseskan acara tersebut. Menurut saya pedagang tidak akan keberatan, malah justru akan merasa senang karena ikut dilibatkan pada acara tersebut.

Itulah ironi-ironi yang terjadi selama acara Earth Hour 2014 di Kediri. Meskipun demikian saya tetap mengapresiasi panitia yang sudah bekerja keras untuk kesuksesan acara tersebut.

Salam tahu anget,


You may also like

Tidak ada komentar:

Silahkan berkomentar secara sopan dan tidak melanggar etika. Komentar yang berbau spam akan langsung saya hapus.