Tak kusangka 10 tahun berlalu, semua impian itu kini telah menjadi kenyataan. Berawal dari iseng mencari anggota komunitas blogger Kediri, a...

Cerpen : blogging, aku, dan kamu

/
0 Comments
Tak kusangka 10 tahun berlalu, semua impian itu kini telah menjadi kenyataan. Berawal dari iseng mencari anggota komunitas blogger Kediri, akhirnya aku menemukan blog mu. Blog yang dihiasi dengan kata-kata indah bagi pembacanya. Begitu pula dengan foto mu dengan jilbab merah muda yang terpampang di halaman profil blog membuatku semakin ingin berjumpa denganmu.

Saat itu posisiku masih sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Solo. Dan kau masih sebagai siswa SMA di salah satu sekolah negeri di Kabupaten Kediri. Butuh waktu 6 jam hanya untuk sekedar mencari tahu tentang dirimu. Bagiku perjalanan selama itu sepadan dengan hasil menakjubkan yang akan aku peroleh nanti.


Entah karena paras cantikmu atau karena kesamaan minat kita dalam ilmu fisika, yang jelas aku begitu tergila-gila pada dirimu. Dan aku pun memutuskan untuk bergabung dengan komunitas blogger kediri agar bisa terus dekat denganmu. Aku rela menyisihkan waktuku untuk bisa bertegur sapa denganmu.

Kopdar pertamaku, aku tidak melihat batang hidungmu diantara anggota komunitas yang lain. Seolah tak percaya bahwa 6 jam perjalananku berakhir sia-sia. Satu jam aku menunggu di tengah hiruk-pikuk keramaian Simpang Lima Gumul, tapi belum ada tanda-tanda kedatanganmu. Aku putus asa, dan hampir saja aku memutuskan untuk balik ke kota Solo.

Akhirnya kamu datang juga seperti hujan yang menyirami kemarau hatiku. Aku merasa gugup saat pertama kali aku jabat tanganmu dan aku perkenalkan namaku. Wajahku memerah saat engkau tersenyum dan memperkenalkan namamu. Diluar dugaanku, kamu sangat ramah kepadaku. Dan perkenalan kita pun berlanjut dengan obrolan hangat.

Hari itu bulan Juli, kamu mengumumkan di blogmu bahwa kamu diterima di perguruan tinggi yang sama denganku. Aku sangat senang mendengar kabar itu. Berbekal nomer teleponmu yang aku peroleh saat kopdar, aku pun memberanikan diri menghubungimu. Suara manis yang berada di ujung telepon pun menyapaku. Sejak saat itu kita jadi lebih sering bertemu dan ngobrol di kampus.

Hingga pada akhirnya aku pun memberanikan diri untuk melamarmu. Saat itu kamu masih menjadi mahasiswa semester akhir, sementara aku telah menjadi staf laboratorium di salah satu perguruan tinggi ternama di Solo. Diluar dugaanku, kamu menerima lamaranku. Padahal kita tidak pernah pacaran ataupun menjalin hubungan khusus seperti pasangan-pasangan lain.

Dan kini, kamu duduk disampingku. Meja bundar di depan kita seolah menjadi saksi caraku mengingat kenangan itu. Ditemani kedua malaikat kecil kita, kita saling memandang mencoba mengingat saat pertama bertemu. Lalu datang waitress yang kemudian menyajikan menu ayam goreng kesukaanmu. Sungguh indah rencana Tuhan itu.

Aku dan Kamu yang lahir dan besar di Kediri.

*cerita ini 1000% fiktif. Dilarang berspekulasi tentang siapa tokoh “aku” dan “kamu”


You may also like

Tidak ada komentar:

Silahkan berkomentar secara sopan dan tidak melanggar etika. Komentar yang berbau spam akan langsung saya hapus.