Seringkali manusia terjebak dalam dogma tentang sesuatu yang saling beroposisi. Manusia dihadapkan pada dua pilihan yang sangat menjebak. Da...

Hakikat Pandai-Bodoh

/
3 Comments
Seringkali manusia terjebak dalam dogma tentang sesuatu yang saling beroposisi. Manusia dihadapkan pada dua pilihan yang sangat menjebak. Dan sepertinya sudah menjadi hukum alam bahwa pemenangnya adalah sesuatu yang paling banyak dipilih. Tapi apakah berarti sesuatu yang dijauhi umum itu buruk? Bukankah manusia hanyalah makhluk hina yang penuh khilaf? Kok berani-beraninya manusia mengangkangi kewenangan Tuhan?

Hitam-Putih yang mengganggu pikiran

Kalau kita melongok ke rak-rak buku di perpustakaan, pasti banyak sekali cerita tentang perseteruan antara hitam dan putih. Hampir dari semua cerita tersebut pasti dimenangkan oleh si Putih yang seolah-olah mendapat dukungan Tuhan. Sebut saja kisah Putri Salju, dengan warna putih sebagai atribut utama sang Putri. Tak ketinggalan si Ibu Tiri yang tentu saja disimbolkan dengan warna hitam siap menjadi seteru sang Putri. Dan sudah bisa ditebak, sang Putri akan memenangkan perseteruan tersebut. Lalu kisah ditutup dengan ungkapan, "Putri Salju dan Pangeran hidup bahagia untuk selamanya".

Ilustrasi salju (Pixabay)

Mulai jaman telek legi sampai jaman demokrasi, kisah-kisah sejenis Putri Salju selalu dimenangkan oleh si Putih. Dari cerita tersebut sebenarnya dapat diambil poin penting, yaitu manusia cenderung menyukai apa yang diyakini baik oleh umum. Kembali lagi ke masalah si Ibu Tiri, apakah yang dilakukannya tidak baik? Dengan tegas dapat saya katakan bahwa yang dilakukan oleh Ibu Tiri adalah BAIK, tapi dengan catatan BAIK UNTUK HAL YANG LAIN (dirinya sendiri).

Kompromi Hitam-Putih

Hitam-Putih, adalah dua hal yang saling beroposisi. Hampir pada setiap perseteruan selalu dimenangkan oleh si Putih. Lalu kemudian muncul pertanyaan serius, jika si Hitam selalu kalah bukankah ia seharusnya musnah? Dan kalau dia musnah, bukankah seharusnya tidak ada si Putih. Pada perkara ini manusia lagi-lagi harus dihadapkan pada pilihan yang sangat menjebak.

Tapi untungnya ada Herakleitos yang bisa menjawab kegaduhan pikiran manusia. Herakleitos berkeyakinan bahwa segala sesuatu terdiri dari hal-hal yang saling berlawanan namun hal-hal yang berlawanan itu tetap mempunyai kesatuan. Pada beberapa kondisi saya sepakat dengan pemikiran Herakleitos tersebut. Pertentangan yang ada adalah prinsip keadilan. Kita tidak akan bisa mengenal apa itu 'siang' tanpa kita mengetahui apa itu 'malam'. Kita tidak akan mengetahui apa itu 'kehidupan' tanpa adanya realitas 'kematian'. Kesehatan juga dihargai karena ada penyakit. Demikianlah dari hubungan pertentangan seperti ini, segala sesuatu terjadi dan tersusun.

Hakikat Pandai-Bodoh

Hampir semua orang tua mengidamkan memiliki anak yang "Pandai". Jutaan rupiah dihabiskan setiap tahun untuk memberikan pendidikan terbaik bagi putera-puteri mereka. Ada yang berhasil mengubah anak mereka menjadi anak yang pandai, namun tak sedikit pula yang gagal dan melabeli anak mereka dengan sebutan "dasar anak bodoh". Oke, tidak penting membahas mereka yang berhasil. Yang paling penting adalah membahas mereka yang gagal.

Kalau merujuk pada teori Herakleitos, seharusnya "bodoh" itu bukan sesuatu pilihan yang jelek. "Bodoh" adalah kompromi agar pertentangan Pandai-Bodoh tetap bisa bertahan. Sampai disini mungkin para orang tua tidak menyetujui pemikiran saya karena siapa yang rela anaknya menjadi "bodoh".

But wait, fokuskan pandangan anda ke paragraf 6 tulisan ini. Saya selalu menggunakan tanda petik pada saat menuliskan kata "pandai" atau "bodoh". Jika Tuhan begitu bijak menciptakan hitam sebagai oposisi putih dan bodoh sebagai oposisi pandai, maka Tuhan tentulah bijak menciptakan non-akademik sebagai oposisi dari akademik. Sampai disini sudah dapat poin yang saya maksud? :)

Sedikit kutipan dari Pramoedya Ananta Toer mungkin bisa sedikit membantu :

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang-orang lain pandai
― Pramoedya Ananta Toer


You may also like

3 komentar:

Silahkan berkomentar secara sopan dan tidak melanggar etika. Komentar yang berbau spam akan langsung saya hapus.